First Impression (1/1)

Siapa dia? Mengapa hanya dengan melihat wajahnya, hatiku menjadi teduh. Mengapa setiap dia hadir dimimpiku, aku selalu tidak tahu siapa dia. "Jaeri! Jaeri! Apa kau sudah bangun?" Tanya sebuah suara yang membangunkan seorang yeoja yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit. "Ahjumma," panggil yeoja itu. "Bibi di sini. Tenang saja." Kim Jae Ri, seorang anak yatim piatu yang biasanya kuat dan ceria itu akhirnya berada di tempat yang sama sekali tidak ia duga. Sudah tiga hari ia di sini karena kecelakaan tingkat sedang yang menimpanya dan teman-teman kuliahnya saat ingin pergi ke sebuah tempat. "Ahjumma, apa aneh kalau aku selalu memimpikan seseorang yang tak kukenal? Dia selalu ada. Tapi aku bahkan tak tahu siapa dia," tanya Jaeri. "Mungkin dia akan muncul suatu hari nanti." "Mungkin saja." *** "Jaeri!" Panggil seseorang. "Jong Woon! Apa kabar?" Tanya Jaeri ramah. "Baik-baik saja. Kau ingin kemana?" "Ingin ke arah gedung sana. Ah, sepertinya aku akan pergi sekarang. Sampai jumpa. Maaf tak bisa mengobrol lama-lama," kata Jaeri yang berpamitan dan melangkah ke arah sebuah gedung. Tiba-tiba sebuah van datang dan banyak yeoja yang berkumpul di dekat gedung yang akan dia tuju. Suasana yang ramai itu menjebaknya di tengah arus. Dari van itu, keluarlah lima namja yang dipuja banyak wanita. Kelima namja itu melambaikan tangan mereka dan tersenyum. Namun, Jaeri terdiam begitu melihat salah satu dari mereka. "Mata itu.. Wajah itu.. ," katanya pelan. Dia pun langsung berlari menembus kerumunan untuk berada lebih dekat ke kelima namja itu. Begitu ia sampai di dekat mereka. Jaeri mengamati dengan lebih saksama. Betapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa salah satu namja itu memang yang selama ini selalu ada dimimpinya. Perlahan kekuatannya menghilang karena ternyata ia belum sembuh benar dan pandangannya menjadi gelap. "Ada yeoja yang pingsan!" Seru seorang namja yang langsung membawa Jaeri ke dalam dibantu keempat namja lainnya. Tampak semua yeoja itu memandang iri ke arah Jaeri yang benar-benar pingsan. Begitu mereka sampai di lounge, kelima namja itu membaringkan Jaeri di sofa dan mencari cara agar ia bangun. Jaeri lalu mulai mengernyit kesakitan akibat luka di tangannya yang ternyata belum sembuh benar. Jahitan luka tangannya terbuka saat ia berusaha menembus kerumunan. "Argh," erangnya sambil berusaha menggulung lengan panjangnya dan tampaklah luka yang terbuka lagi jahitannya serta  berdarah. Kelima namja itu langsung panik dan memanggil ambulance untuk membawanya ke rumah sakit. "Tidak perlu," kata Jaeri pelan yang mencoba bangun dari tempatnya. "Bagaimana tidak perlu?! Jahitan lukamu terbuka!" Seru salah seseorang dari mereka. Jaeri lalu pingsan lagi dan kelima namja itu ternyata berhasil memanggil bantuan dari rumah sakit terdekat serta langsung membawa Jaeri ke rumah sakit dengan ambulance. *** "Dimana ini?" Tanyanya pelan saat ia sudah di rumah sakit lagi. "Kau di rumah sakit," kata sebuah suara yang membuat Jaeri tersadar sepenuhnya karena itu bukan suara bibinya. Dia membuka mata dan memandang ke sekelilingnya. Terlihatlah lima namja yang duduk dengan wajah khawatir. "Eh? Ternyata dia sudah sadar! Makanya aku tadi bingung siapa yang bertanya," Seru yang satu dan membuat yang lain mendekat. "Apa ini mimpi?" Tanya Jaeri. "Bukan. Kau benar-benar di sini," kata yang lain. "Kau.. Kau selalu muncul dimimpiku. Ini pasti mimpi," kata Jaeri ke arah seorang namja. "Tenang dulu. Ayo coba duduk sekarang," kata seorang yang lain yang membantunya duduk di ranjang. Jaeri lalu memandang kekamarnya dan menyadari ini memang bukan mimpi semata. "Namaku Cnu. Dan ini teman-temanku. Sandeul, Baro, Gongchan, dan Jin young," kata Cnu. "Kalian yang tadi turun dari van itu kan?" "Benar sekali," kata Gongchan "Kami kaget saat melihatmu pingsan dan membawamu ke dalam," kata Baro. "Ternyata kau memiliki luka di tangan dan jahitannya lepas. Jadinya kau kehilangan cukup banyak darah dan pingsan," jelas Sandeul. "Mengapa harus terbuka lagi? Padahal kemarin baik-baik saja," keluh Jaeri. "Memangnya ada apa dengan semua luka yang ada ditubuhmu? Kami dari tadi melihat banyak memar di lenganmu," Tanya Jin young. "Aku mengalami kecelakaan tiga hari yang lalu dan baru pulang kemarin. Mungkin karena itu lukanya belum sembuh benar," jawab Jaeri. "Jaeri!" Panggil sebuah suara yang bernada khawatir. "Ahjumma!" Seru Jaeri yang langsung dihujani pelukan dari bibinya. "Sudah kubilang apa. Jangan keluar dulu! Lihat keadaanmu sekarang!" Kata bibinya. "Tidak apa, ada mereka yang tadi membantuku. Aku beruntung," kata Jaeri yang lalu memperkenalkan kelima namja yang kehadirannya baru disadari oleh bibi Jaeri. "Salam kenal," sapa kelima namja itu. "Sebaiknya kami pergi. Maaf jika sudah mengganggu," kata Cnu. "Terima kasih banyak ya. Tanpa kalian Jaeri mungkin tidak akan selamat. Terima kasih," kata bibinya sambil menundukkan kepalanya. "Tidak usah sungkan. Kami di sini hanya kebetulan saja bertemu dengannya dan khawatir dengan keadaannya," kata Jin young. "Kami pergi dulu!" Kata kelima namja itu bersamaan. "Cepat sembuh!" Seru Baro sebelum mereka pergi. *** "Tunggu, siapa yang tadi ditatap yeoja itu saat dia bilang kalau salah satu dari kita ada di dalam mimpinya?" Tanya Baro. "Namanya Jaeri," timpal Sandeul. "Ya. Sepertinya itu kau, hyung," kata Gongchan sambil menoleh ke arah Jin young. "Sebenarnya, beberapa hari yang lalu aku mendapat mimpi aneh. Mengejar seorang gadis yang bahkan tak kukenal," kata Jin young yang membuat teman-temannya kaget. "Apa? Seperti apa rupa gadis itu?" Tanya Cnu. "Aku tak bisa melihat jelas." "B1A4, saatnya kalian siap-siap. 5 menit lagi," kata salah seorang kru televisi yang mendatangi ruang tunggu mereka. Mereka lalu bersiap-siap dan memakai kostum yang sudah disiapkan. Begitu mereka selesai, manajer memberitahu bahwa jadwal hari ini selesai. Jadi, mereka bisa pulang dan beristirahat. "Hyung! Ayo cepat tidur! Siapa tahu kau bisa melihat gadis itu di mimpi!" Seru Gongchan. "Baiklah," kata Jin young yang lalu naik ke ranjang dan memakai selimutnya. *** Tunggu! Siapa kau? Mengapa kau selalu ada di situ memperhatikanku? "Jin young?" Panggil Cnu. "Apa kau sudah bangun? Kita akan segera berangkat ke lokasi hari ini." Kata Sandeul. Jin young langsung melesat mandi dan segera bersiap-siap berangkat. Dia lalu menceritakan lagi mimpinya ke member lain sepanjang jalan. "Apa rupa gadis itu seperti Jaeri?" Tanya Cnu. "Sekilas terlihat mirip. Oh ya, apa kita ada jadwal kosong? Aku ingin melihat keadaan Jaeri," kata Jin young. "Bisa saja. Jam 1 siang kita kosong," kata Sandeul setelah melihat jadwal. Mereka lalu berjalan ke ruangan Jaeri. Begitu mengintip ke dalam, ternyata Jaeri sudah pulang. Akhirnya mereka bertanya ke perawat mengenai alamat Jaeri. Dengan mengaku sebagai temannya, mereka akhirnya bisa mendapatkan alamat rumah Jaeri. Ting tong! "Tunggu sebentar! Aku datang!" Seru sebuah suara samar-samar. "Siapa disa.." Tanya Jaeri yang terputus saat melihat kelima namja itu. "Darimana kalian tahu rumahku?" Tanyanya lagi saking kagetnya. "Dari perawat rumah sakit," jawab Sandeul. "Wah! Ada kalian! Ayo masuk!" Ajak bibinya Jaeri saat melihat mereka. "Bagaimana keadaannya?" Tanya Jin young ke bibi Jaeri saat Jaeri sedang menyiapkan minum untuk mereka. "Akhirnya luka ditangannya bisa sembuh juga. Dia itu susah sekali untuk dinasehati dan tetap membantuku bekerja," kata bibinya. "Minuman datang!" Seru Jaeri ramah saat mengantarkan dan meletakkan gelas minuman mereka. "Ada perlu apa ke sini?" Tanya Jaeri. "Hanya ingin melihat keadaanmu," kata Baro. "Aku sudah baik-baik saja," jawab Jaeri ceria. "Oh ya bi, aku akan pergi sampai agak malam. Jangan kuatir. Aku bisa menjaga diri sendiri," kata Jaeri yang ingin ke dapur untuk mengambil camilan. "Tunggu! Apa sebaiknya kau ikut kami saja?" Tanya Gongchan. Akhirnya, karena bibi Jaeri memaksa, Jaeri ikut dengan van B1A4 sampai ke tempat tujuannya. "Apa kalian tak ada jadwal?" Tanyanya heran. "Masih malam nanti. Tenang saja," jawab Jin young. "Baiklah. Nah, turunkan aku di sana saja. Sudah dekat kalau dari situ." Jaeri lalu turun, berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada mereka. B1A4 lalu langsung menuju lokasi tampil mereka malam itu. Untung saja hari masih sore, jadi persiapan mereka bisa maksimal. *** "Jaeri?" Panggil seseorang. "Minwoo? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jaeri kaget. "Siapa dia?" Tanya seorang yeoja yang menggandeng tangan Minwoo. "Dia hanya teman saja," jawab Minwoo lembut yang membuat hati Jaeri sedikit melonjak. "Baiklah. Kami pergi dulu. Sampai jumpa, Jaeri," pamit Minwoo yang berlalu bersama yeojachingu-nya. Jaeri lalu mengeluarkan nafasnya yang tertahan saat melihat namja yang baru putus darinya seminggu yang lalu itu sudah mempunyai pacar baru. Dalam hati ia merasa beruntung karena terhindar dari laki-laki seperti itu. Karena perasaannya tak mudah hilang begitu saja, ia masih merasa sakit saat melihat Minwoo. Jaeri melangkah ke sebuah kafe yang ada di dekat tempat itu dan memesan cappucino kesukaannya. Pikirannya jadi melangkah ke masa-masa lalu dimana kehidupannya jauh lebih baik. Namun sekarang ia mencoba bersyukur karena masih ada bibi yang sangat sayang kepadanya. Tiba-tiba ia melihat jam dan berdiri serta menyadari bahwa ia sudah harus pulang. Kakinya berjalan menyusuri trotoar yang agak sepi di tengah gelapnya sore menjelang malam. "Wah! Cantik sekali!" Seru seseorang yang langsung diiringin tawa oleh beberapa orang lagi. Jaeri berusaha berlari menghindari mereka. Kondisi fisiknya ternyata menurun dan membuat ia lelah. "Ayo cepat masuk!" Seru seseorang sambil menarik Jaeri masuk ke sebuah mobil. "Untung saja kami tepat waktu," kata seseorang yang lain. "Siapa kalian? Terlalu gelap di sini," kata Jaeri takut. Tik! "Kalian!" Seru Jaeri saat lampu mobil sudah menyala. "Ya, ini kami. Tenang saja," kata Jin young menenangkan. "Bagaimana..? Ah, ini terlalu membingungkan. Mengapa aku selalu bertemu dengan kalian?" Keluh Jaeri. "Kami juga tak tahu," jawab Baro. "Kami akan mengantarmu pulang," kata Sandeul dan Gongchan kompak. "Baiklah kalau begitu," kata Jaeri. Sepanjang jalan, mereka menghabiskan waktu dengan menyanyi dan bermain bersama. Jin young lalu memperhatikan Jaeri dan tiba-tiba saja ia menyadari bahwa selama ini, Jaeri memang selalu ada dimimpinya. Bibi Jaeri sangat lega saat keponakannya itu datang bersama B1A4 dan mengajak mereka mampir lagi. Namun karena hari sudah malam, mereka memutuskan untuk pulang dan beristirahat. *** Tunggu! Siapa kau? Mengapa selalu di sini? Aku hanya di sini saja. Aku ingin melihatmu dan mengagumimu. Bolehkah sebentar lagi saja? Jin young dan Jaeri terbangun. Meski mereka berada di tempat yang berbeda, mereka sama-sama tersadar malam itu. "Mengapa selalu sama? Argh, ini mulai menakutkan," keluh Jaeri sambil bangun untuk meminum segelas air. "Apa yang harus kulakukan dengan semua mimpi aneh ini?" Tanya Jin young yang juga bangun untuk mencari susu dingin. *** "Jin young?" Panggil Jaeri begitu melihat Jin young yang berjalan sambil menunduk saja. "Jaeri? Sedang apa kau di sini?" Tanya Jin young. "Aku baru saja bertemu teman lamaku. Kalau kau?" "Bingung ingin kemana." "Ada apa? Kalau begitu, ikut saja bersamaku. Aku ingin makan bulgogi yang paling enak hari ini," kata Jaeri yang lalu berjalan bersama Jin young ke sebuah restoran. "Boleh aku bertanya?" "Memangnya ada apa?" "Aku selalu bermimpi aneh akhir-akhir ini," jawab Jin young. "Aku juga. Kau mimpi tentang apa?" "Ada seorang gadis yang memperhatikanku. Dia tidak memberitahuku namanya. Aku merasa belum pernah melihat dia. Tapi begitu melihatmu, kau mirip dengan gadis itu." "Aku bermimpi melihat seorang pria yang wajahnya teduh sekali. Aku sangat suka memperhatikannya. Setelah dilihat-lihat, wajahnya mirip denganmu," kata Jaeri yang membuat Jin young dan Jaeri sama-sama menyadari sesuatu. "Jangan-jangan...," kata mereka bersamaan. "Itu tidak mungkin. Apa kita pernah bertemu di kehidupan masa lalu?" Tanya Jaeri. "Aku tidak tahu. Mungkin saja." "Bulgogi datang," kata si pelayan sambil meletakkan dua bulgogi. "Itadakimasu," kata Jaeri. Mereka lalu makan bulgogi dengan lahap sampai habis tak bersisa. Setelah itu mereka berjalan-jalan sore bersama untuk menunggu waktu tampil B1A4. Akhirnya, Jin young menelepon teman-temannya untuk menjemput di dekat sebuah toko buku. "Maaf kali ini tak bisa mengantarmu. Terima kasih untuk sore ini," kata Jin young yang lalu masuk ke mobil. "Hati-hati ya, Jaeri," kata Cnu. "Baiklah. Sampai jumpa!" Kata Jaeri yang disambut lambaian tangan oleh mereka. Sejak itu, Jaeri jarang bertemu lagi dengan mereka. Namun, ia suka memperhatikan acara-acara dimana ada B1A4 sebagai bintang tamunya. Dengan jadwal mereka yang padat, Jaeri melihat usaha mereka untuk menyenangkan fans meski mereka sendiri sudah lelah. Dia lalu menyadari bahwa sekaranglah saatnya mengulang dan merombak lagi kehidupannya. "Jaeri! Ayo berangkat!" Seru bibinya dari lantai bawah. "Baik!"