Chapter - One (1/1)

~The Secret Between Us~Chapter 1oOoDisebuah tempat gelap dengan pencahayaan bermodalkan purnama yang bersinar terang malam ini. Sekelompok orang saling menembak satu sama lain tanpa ampun hingga beberapa peluru terjatuh ke lantai. Suara timah panas tersebut terdengar kencang hingga membuat suara gaduh diantara pertarungan dua kelompok tersebut. Hingga sebuah peluru berhasil menembus salah satu dada sebelah kanan seorang pria bertubuh tinggi yang langsung terjembab ke lantai. Rasa sakit menyayat dirasakan oleh pemuda tinggi tersebut melihat satu sosok dengan pandangannya yang kabur, baginya rasa sakit dari tembakan ini tak sebanding dengan denyutan sakit didalam hatinya. ‘PARK CHANYEOL!!’ Sebuah teriakan kencang menyadarkan seorang pria bernama Chanyeol dari alam mimpinya. Dia terbangun dengan keringat membasahi tubuhnya, sudah beberapa tahun terakhir dia memimpikan hal yang sama, mimpi buruk yang selalu terulang-ulang menghampirinya. Chanyeol mengatur nafasnya sebelum mengusap rambutnya kebelakang rambut blonde nya yang basah karena keringat.  Pagi yang cerah menyambut kehidupan baru Park Chanyeol. Pria tampan bertubuh tinggi itu berjalan menuruni anak tangga halaman rumahnya yang bernuansa putih. Chanyeol berniat akan pergi memakan sarapannya dihalaman rumah nya yang besar. Baru saja dia akan menikmati kopi paginya suara gaduh didepan gerbang rumahnya terdengar ricuh.  ‘PENCURI!! DASAR SIALAN!’ Chanyeol segera beranjak untuk memeriksa apa yang terjadi. Didepan rumahnya terlihat dua sahabatnya sudah berada disana berusaha melerai orang-orang yang sedang menghajar sosok pemuda berambut merah.  “Hey hey! Ada apa ini! Sehun Kai ada apa ini?” Chanyeol segera berdiri ditengah-tengah kerumunan melerai orang-orang disana. Sehun menghela nafas sebelum menjawab. “Mereka bilang Taeyong mencuri Hyung” Jawabnya. “Apa? Taeyong kau mencuri?” Chanyeol menatap pemuda yang sudah diamankan oleh Kai. Pemuda tersebut menundukan kepalanya dengan wajah yang sudah lebam. Taeyong menganggukan kepalanya dengan wajah menyesal. “Dasar sialan! Berani-beraninya kau mencuri barang daganganku!” Seorang pedagang paruh baya hendak kembali memukul Taeyong, namun Chanyeol dan Sehun segera menahannya. “Maafkan dia paman berapa kerugian yang sudah dia ambil? Saya akan menggantinya” Chanyeol segera mengeluarkan beberapa lembar uang won dari dompetnya yang langsung diambil oleh pedagang paruh baya tersebut. “Awas saja jika aku melihatmu mencuri lagi, tamat riwayatmu anak muda!”  “Iya paman saya akan memastikan dia tidak akan mencuri lagi” Chanyeol membungkukan tubuhnya meminta maaf. Kai segera memukul kepala Taeyong agar ikut membungkukan tubuhnya meminta maaf. Taeyong membungkukan tubuhnya hingga pedagang tersebut dan kerumunan orang-orang pergi. Chanyeol menghela nafas, dia berkacak pinggang didepan Taeyong. “Apa kau benar-benar mencuri? Apa yang sudah kau curi dari dia?” Chanyeol menatap pemuda didepannya dengan tak habis pikir. Sehun dan Kai juga melakukan hal yang sama, mereka sedang sibuk dicafe saat kejadian itu berlangsung, mereka harus ikut mengejar Taeyong hingga sampai didepan rumah Chanyeol. “S-soju-  “APA SOJU! KAU MENCURI DEMI SOJU?? SIALAN KEMBALIKAN UANGKU KAU MEMANG PANTAS DIPUKULI!!” Chanyeol hendak memukuli Taeyong namun Kai dan Sehun menahannya. “T-tunggu hyung!! Maksudku Soju dan daging! Aku belum selesai bicara! Adikku tidak makan aku tidak tega membiarkan mereka tidak makan, jadi  aku terpaksa mencuri hyung!” Taeyong bersembunyi dibelakang tubuh Kai ketakutan.“LALU KAU AKAN MEMBERIKAN SOJU PADA ADIKMU HEH!” Chanyeol menyemprot Taeyong dengan teriakannya. Tubuhnya ditahan oleh Sehun agar tidak memukul Taeyong. “T-tidak tentu saja tidak! Mereka belum cukup umur hyung! Soju nya untukku!!” “UNTUKMU??? AISHH” Chanyeol mengacak rambutnya menahan kekesalannya. Kai menghela nafas.  “Sudah sudah!! Astagaa kenapa sekarang jadi kalian yang bertengkar!  Taeyong kali ini kami mentoleransi apa yang kau lakukan karena niatmu ingin menolong adikmu yang kelaparan, tapi tetap saja apa yang kau lakukan hari ini salah, kau tidak boleh mengulanginya lagi mengerti! “ Ancamnya. Taeyong menganggukan kepalanya dengan kepala masih menunduk dalam. “Baik hyung”  cicitnya. Chanyeol menghela nafas dia menatap Taeyong seraya mengusap wajahnya. “Kau bisa minta pada Sehun jika kau membutuhkan sesuatu”  Ucapnya. “Iya- eh Apa?!!” Sehun menunjuk dirinya sendiri dengan mulut terbuka, kenapa jadi dirinya yang ditunjuk. “Kau punya banyak uang kan? Beri dia untuk membeli makanan” Chanyeol melipat kedua tangannya didada. “T-tapi hyung” Sehun hendak memprotes begitu melihat tatapan Chanyeol yang mengisyaratkan dirinya dengan tatapan matanya.  “Aishhh.. padahal aku sedang menabung untuk melamar Lulu” Sehun mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dengan tatapan yang lesu, dia sudah susah payah mencari uang selama ini. Chanyeol tersenyum hingga menampilkan lesung pipinya, dia menepuk-nepuk bahu Sehun sebelum beranjak. “Anak pintar, aku pergi untuk mengecek adikku dulu dimana dia kenapa belum kembali juga” ucapnya seraya berjalan meninggalkan Sehun yang tak rela memberikan uangnya pada Taeyong. “Awas kalau kau mencuri lagi ya” Ancamnya pada Taeyong setelah memberikan uang berharganya pada Taeyong secara Cuma-Cuma. “Aish sudah sudah, ayo kita kembali bekerja sesekali kau harus bersedekah magnae” Kai segera merangkul Sehun mengajaknya kembali ke Café, dia sangat lega karena bukan uangnya yang keluar ‘Aowkwkwkwk’ batinya berteriak gembira.  Sementara itu Taeyong melihat kepergian Sehun dan Kai seraya memegang erat uang ditangannya. Sebuah senyuman tersungging dibibirnya. ‘Yesss dia bisa membeli soju lagi yang banyak!’ Taeyong mengepalkan tangannya senang karena dia berhasil membodohi tiga sekawan yang sudah tulus membantunya itu. “Maafkan aku hyungdeul tapi jiwa mudaku tidak bisa dihentikan!” Taeyong berteriak seraya berlari kencang meninggalkan tempat. ~~Meanwhile~~

Sebuah mobil sport melaju kencang di tengah jalanan kosong disisi lautan lepas. Didalam mobil seorang pemuda tampan mengendarai mobil dengan senyuman menawan menghiasi bibirnya.

Sementara disisi jok penumpang, seorang pemuda lain memegangi pegangan sisi pintu dengan keringat dingin membasahi pelipisnya.

"LUCAS! Kau sudah gila!! Kakakmu akan membunuh kita jika mobil ini sampai kenapa-kenapa!!" Mark nama pemuda tersebut, dia berteriak memperingatkan sahabat yang dianggapnya gila karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

Lucas nama pemuda tersebut, dia berhasil memutar stir ditikungan tajam, memutar balik arah tujuan mereka dengan gerakan yang sangat cepat.

"Yuhuuuu calm down buddy, aku tidak akan membuat mobil ini lecet, kita akan mengantar mobil ini dengan selamat" Lucas berteriak dengan antusias, dia sangat mencintai kecepatan.

"Gila! Gila! Kau sudah Gila!!! kurangi kecepatan idiot!" Mark disebelahnya terus berteriak karena Lu